Setelah menjuarai Piala FA yang pertama pada tahun 1965 dan
menjuarai liga pada musim 1965-66, Bill Shankly berhasil mempersembahkan gelar
juara liga dan Piala UEFA pada musim kompetisi 1972-73. Musim berikutnya Bill
Shankly berhasil mempersembahkan gelar Piala FA setelah membantai Newcastle
United 3-0. Tidak ada yang menyangka bahwa gelar Piala FA itu merupakan
persembahan terakhir dari seorang Bill Shankly. Karena secara tiba-tiba Bill
Shankly memutuskan untuk pensiun.
Pemain dan Liverpudlian ( julukan untuk penggemar fanatik
Liverpool FC ) berusaha untuk membujuk, bahkan para pekerja di Liverpool
mengancam akan melakukan mogok kerja. Tetapi Bill Shankly tetap pada
pendiriannya dan menyerahkan tongkat manajerial kepada asisten-nya yaitu Bob
Paisley. Bill Shankly akhirnya pensiun pada tahun 1974 dan bergabung dengan
Liverpudlian di tribun The Kop.
Kejayaan Liverpool bersama Bill Shankly dilanjutkan Bob
Paisley yang pada saat itu berusia 55 tahun. Dia menjabat sebagai manajer
Liverpool dari tahun 1974 sampai 1983 dan hanya pada awal tahun Bob Paisley
tidak dapat memberikan gelar untuk Liverpool. Selama 9 tahun Bob Paisley
menjabat sebagai manajer Liverpool FC, ia memberikan total 21 tropi, termasuk 3
Piala Champions, 1 Piala UEFA, 6 juara Liga Inggris dan 3 Piala Liga secara
berturut-turut.
Dengan semua gelar itu tidak salah bila Bob Paisley menjadi
manajer tersukses yang pernah menangani klub Inggris. Tidak hanya sukses
memberikan gelar untuk Liverpool FC, tetapi Bob Paisley juga sukses dalam
melakukan regenerasi di tubuh Liverpool FC dengan tampilnya para bintang muda
seperti: Graeme Souness, Alan Hansen, Kenny Dalglish dan Ian Rush. Walaupun Bob
Paisley akan mewariskan sebuah skuat muda yang sangat hebat dan berbakat,
tetapi dengan semua torehan gelar itu akan menjadi sangat berat buat siapapun
penerusnya.
Paisley pensiun pada tahun 1983 dan digantikan oleh
asistennya Joe Fagan. Sebagai penerus Bob Paisley, Joe Fagan yang pada saat itu
berusia 62 tahun, di musim pertamanya berhasil mempersembahkan treble buat Liverpool
yaitu juara Liga Inggris, juara Piala Liga dan juara Piala Champions. Raihan
ini menjadikan Liverpool FC sebagai klub sepak bola pertama di Inggris yang
berhasil meraih 3 gelar juara sekaligus dalam 1 musim kompetisi.
Sayangnya, catatan keemasan itu sedikit ternoda oleh insiden
di Stadion Heysel. Insiden yang terjadi sebelum pertandingan final Piala
Champion antara Liverpool dan Juventus F.C. ini menewaskan 39 orang, sebagian
besar adalah pendukung Juventus. Insiden ini mengakibatkan pelarangan bagi
semua klub sepakbola Inggris untuk berkompetisi di Eropa selama 5 tahun. Dan
Liverpool FC dilarang mengikuti semua kompetisi Eropa selama 10 tahun yang
akhirnya dikurangi menjadi 6 tahun. Selain itu, 14 Liverpudlian didakwa
bersalah atas peristiwa yang dikenal dengan Tragedi Heysel.
Setelah peristiwa mengerikan itu, Joe Fagan memutuskan untuk
pensiun dan memberikan tongkat manajerial selanjutnya kepada Kenny Dalglish yang ditunjuk sebagai manajer-pemain. Joe
Fagan menyerahkan tugas manajerial Liverpool FC kepada Kenny Dalglish yang pada
saat itu sudah menjadi pemain hebat tetapi masih harus membuktikan kapabilitas
sebagai seorang manajer.
Pada masa kepemimpinan Kenny Dalglish, Liverpool FC dibawa
menjadi juara Liga Inggris sebanyak 3 kali dan juara Piala FA sebanyak 2 kali,
termasuk gelar ganda juara Liga Inggris dan juara Piala FA pada musim kompetisi
1985-86. Bila tidak terkena sangsi dari UEFA, bisa dipastikan Liverpool FC
menjadi penantang serius untuk merebut Piala Champion pada saat itu.
Kesuksesan Liverpool FC di masa kepemimpinan Kenny Dalglish
kembali dibayangi kejadian mengerikan lainnya yaitu Tragedi Hillsborough. Pada
pertandingan semi-final Piala FA melawan Nottingham Forest F.C. tanggal 15
April 1989, ratusan penonton dari luar stadion memaksa masuk ke dalam stadion
yang mengakibatkan Liverpudlian yang berada di tribun terjepit pagar pembatas
stadion[18]. Hal ini mengakibatkan 94 Liverpudlian meninggal di tempat
kejadian, 1 Liverpudlian meninggal 4 hari kemudian di rumah sakit dan 1
Liverpudlian lainnya meninggal dunia setelah koma selama 4 tahun.
Akibat Tragedi Hillsborough ini pemerintah Inggris melakukan
penelitian kembali mengenai faktor keamanan stadion sepak bola di negaranya.
Dikenal dengan sebutan Taylor Report, menyebutkan bahwa penyebab dari Tragedi
Hillsborough ini adalah faktor penonton yang melebihi kapasitas stadion karena
kurangnya antisipasi dari pihak keamanan. Akhirnya pemerintah Inggris
mengeluarkan undang-undang yang mewajibkan setiap klub divisi I Inggris untuk
meniadakan tribun berdiri.
Setelah menjadi saksi hidup dari tragedi mengerikan Heysel
dan Hillsborough, 'King' Kenny Dalglish tidak pernah bisa lepas dari trauma
yang menghinggapi dirinya. Akhirnya pada tanggal 22 Februari 1990 ia
mengumumkan pengunduran dirinya sebagai manajer Liverpool FC. Pengumuman yang
sangat mengejutkan dunia sepak bola pada saat itu, karena Liverpool FC sedang
bersaing ketat dengan Arsenal dalam perebutan gelar Liga Inggris.
Alasan yang disebutkan oleh Kenny Dalglish pada saat itu
adalah tidak bisa lagi menghadapi tekanan dalam menahkodai Liverpool FC. Selama
beberapa minggu Liverpool FC ditangani oleh pelatih tim utama Ronnie Moran
sebelum akhirnya Liverpool FC menunjuk Graeme Souness sebagai manajer
berikutnya. 'King' Kenny Dalglish kemudian dikenang sebagai legenda terhebat
Liverpool FC karena sangat sukses baik sebagai pemain maupun manajer.
Rafael Benitez datang ke Liverpool FC setelah berhasil
membawa Valencia menjadi juara Liga Spanyol 2 kali dan juara Piala UEFA.
Harapan Liverpudlian untuk menjadi juara Liga Inggris kembali membumbung tinggi
setelah Benitez berhasil membawa Liverpool FC menjuarai Liga Champions UEFA
2004-05 untuk yang ke 5 kalinya. Pada final yang dikenang sebagai partai
terhebat sepanjang masa, Liverpool FC berhasil mengalahkan A.C. Milan setelah
tertinggal 0-3 di babak pertama[23]. Tetapi gol dari kapten Steven Gerrard,
Vladimir Smicer dan penalti Xabi Alonso berhasil membawa Liverpool FC ke babak
perpanjangan waktu dan adu penalti. Kiper Liverpool FC Jerzy Dudek menjadi
pahlawan setelah berhasil menahan tendangan penalti Shevchenko.
Kemenangan pada partai final Liga Champions inilah yang
menjadi alasan kapten dan legenda hidup Liverpool FC Steven Gerrard untuk tidak
pindah ke klub lain. Keputusan yang disambut gembira oleh para Liverpudlian.
Liverpool FC kemudian dibawa Rafael Benitez untuk menjadi juara Piala Super
Eropa dengan mengalahkan juara Piala UEFA CSKA Moskwa dengan skor 3-1.
Piala FA tahun 2006 menjadi piala terakhir yang
dipersembahkan oleh Rafael Benitez untuk Liverpool FC. Dalam perjalanan menuju
final piala FA, Liverpool FC mengalahkan Luton Town dengan skor 5-3, Manchester
United 1-0, Birmingham City 7-0 dan mengalahkan Chelsea 2-1 di semi-final. Di
partai final Liverpool FC berhasil mengalahkan West Ham United[24] dengan
Steven Gerrard sebagai Man Of The Match.
Steven Gerrard memberi umpan untuk gol pertama, melakukan
tendangan voli untuk gol ke 2 dan melakukan tendangan jarak jauh yang fenomenal
pada menit ke 91. Dengan skor 3-3 akhirnya pertandingan dilanjutkan dengan
babak perpanjangan waktu dan adu penalti. Walaupun selama pertandingan kiper
Pepe Reina beberapa kali melakukan kesalahan fatal, tetapi pada saat adu
penalti berhasil menahan 3 dari 4 tendangan pemain West Ham United. Final Piala
FA ini disebut sebagai 'Final-nya Gerrard' dan dicatat sebagai partai final
terbaik di era modern Piala FA.
Setelah memenangi Community Shield tahun 2006 dan berhasil
mencapai final Liga Champions 2007, musim-musim berikutnya menjadi musim tanpa
gelar bagi Rafael Benitez dan Liverpool FC. Satu-satunya kabar yang
menggembirakan bagi Liverpudlian adalah kembalinya 'King' Kenny Dalglish untuk
membidani Liverpool FC Youth Academy pada tahun 2009. Akhirnya Rafael Benitez
berhenti pada tanggal 3 Juni 2010 dan digantikan oleh manajer Fulham yaitu Roy
Hodgson.
Pada masa kepemimpinan Rafael Benitez, Liverpool FC
mengalami 2 kali peralihan kepemilikan klub. Yang pertama pada tahun 2007
ketika dibeli oleh George Gillett dan Tom Hicks dan pada tahun 2010 ketika
Liverpool FC di ambil alih New England Sports Ventures milik John W. Henry.
Pada tanngal 1 Juli 2010 Roy Hodgson resmi menangani
Liverpool FC selama tiga tahun. Pada keterangan pers Roy Hodgson mengatakan
sangat bangga bisa menangani klub sebesar Liverpool FC dan tidak sabar untuk
bertemu dengan para pemain, Liverpudlian dan ingin segera bekerja di Melwood.
Tetapi situasi di Liverpool FC pada saat itu masih sangat tidak menentu karena
sedang dalam masa peralihan kepemilikan. Hiruk pikuk berita tentang
kebangkrutan klub dan proses peralihan yang berkepanjangan sangat memengaruhi
suasana di Liverpool FC pada saat itu. Liverpool FC pun akhirnya mengawali
musim 2010-11 dengan sangat buruk.
Sampai pertengahan bulan Oktober Liverpool FC berada di zona
degradasi dan kalah dari klub divisi II Northampton Town. Selain itu Liverpool
FC menghadapi ancaman pengurangan 9 poin dari FA bila tidak bisa menyelesaikan
situasi internal. Akhirnya pada bulan Januari 2011 Liverpool FC dan Roy Hodgson
sepakat untuk mengakhiri kerjasama dan posisi manajer selanjutnya dijabat oleh
'King' Kenny Dalglish untuk yang ke 2 kalinya sampai akhir musim.
Kembalinya sang raja
Tepat tanggal 8 Januari 2011 Kenny Dalglish resmi menjabat
sebagai manajer Liverpool FC untuk yang ke 2 kalinya. Walaupun pada
pertandingan perdana mengalami kekalahan di Piala FA, tetapi 'King' Kenny
Dalglish berhasil mengembalikan performa pemain dan ciri khas 'pass and move'
Liverpool FC. Buktinya 'King' Kenny Dalglish berhasil mengangkat Liverpool FC
dari zona degradasi ke posisi 6 klasemen sementara Liga Inggris.
Hasil ini tidak lepas dari keberanian 'King' Kenny Dalglish
untuk menjual pemain bintang seperti Fernando Torres kemudian membeli Luis
Suarez dari Ajax Amsterdam dan Andy Carroll dari Newcastle United. Keberanian
dalam hal memasang pemain muda seperti: Martin Kelly, Jay Spearing, dan Danny
Wilson pun layak diacungi jempol. Raihan inilah yang membuat banyak pihak
mendesak agar 'King' Kenny Dalglish di kontrak secara permanen sebagai manajer
Liverpool FC.
Setelah mengakhir liga di posisi ke-8 pada musim 2011-12,
posisi terburuk di liga selama 18 tahun terakhir, Dalglish diberhentikan
sebagai manajer Liverpool. Dalglish digantikan oleh manajer Swansea City yaitu
Brendan Rodgers.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar